Rabu, 17 September 2014

SEJARAH FOTOGRAFI DI INDONESIA

SEJARAH FOTOGRAFI DI INDONESIA

















Lika liku adanya sejarah fotografi di Indonesia tidak lepas dari momen dan kaitannya dengan politik-sosial yang terjadi di Indonesia. Fotografi mulai masuk di Indonesia pada era 1840 setahun setelah fotografi ditemukan oleh seorang petugas media, Jurrian Munnich yang berasal dari negeri kincir angin. Ia yang membawa dunia fotografi kepada Indonesia.  Munich diberi tugas mengabadikan tanaman-tanaman serta kondisi alam yang ada di Indonesia sebagai cara untuk mendapatkan informasi seputar kondisi alam. Sejak saat itu, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah Belanda untuk menjalankan kebijakan barunya. Penguasaan dan kontrol terhadap tanah jajahan tidak lagi dilakukan dengan membangun benteng pertahanan atau penempatan pasukan dan meriam, melainkan dengan cara menguasai teknologi transportasi dan komunikasi modern. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administratif kolonial, pegawai pengadilan, opsir militer, dan misionaris. Pada saat itu Munich membawa sebuah dauguerreotyp.

Singkat cerita pada akhirnya Munich dituliskan dalam sejarah “Kali Madioen”, saat ia memotret alam di Jawa Tengah. Karyanya menjadi salah satu karya foto Munich yang dianggap paling sukses saat itu. Tugas diteruskan kepada Adolf Schaefer yang tiba di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1844. Schaefer juga berhasil memotret objek-objek foto patung Hindu-Jawa dan foto Candi Borobudur. Sampai akhirnya dua bersaudara asal Inggris, Albert Walter Woodbury dan James Page datang ke Indonesia pada tahun 1857 yang menjadi titik terang dimulainya sejarah pendokumentasian Indonesia secara lengkap. Foto-foto yang dihasilkan kedua bersaudara ini adalah upacara-upacara tradisional, suku-suku pedalaman dan bangunan-bangunan kuno di Indonesia.

Kasian Cephas adalah warga lokal asli. Ia dilahirkan pada tanggal 15 Februari 1844 di Yogyakarta. Cephas sebenarnya adalah asli pribumi yang kemudian diangkat sebagai anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan Eta philipina Kreeft, lalu disekolahkan ke Belanda. Cephas lah yang pertama kali mengenalkan dunia fotografi ke masyarakat Indonesia. Meski demikian, literatur-literatur sejarah Indonesia sangat jarang menyebut namanya sebagai pribumi pertama yang berkarir sebagai fotografer profesional. Nama Kassian Cephas mulai terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875.
Dibutuhkan waktu hampir seratus tahun bagi bangsa ini untuk benar-benar mengenal dunia fotografi. Masuknya Jepang pada tahun 1942 telah menciptakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menyerap teknologi ini. Demi kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka, Domei. Pada saat itulah muncul nama Mendur Bersaudara. Merekalah yang membentuk imaji baru tentang bangsa Indonesia.
Lewat fotografi, Mendur bersaudara berusaha menggiring mental bangsa ini menjadi bermental sama tinggi dan sederajat. Frans Mendur bersama kakaknya, Alex Mendur, juga menjadi icon bagi dunia fotografer nasional. Mereka kerap merekam peristiwa-peristiwa penting bagi negeri ini, salah satunya adalah mengabadikan detik-detik pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar “sampai” ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri.

Posted by IDS | International Design School

Tidak ada komentar:

Posting Komentar