Senin, 30 Maret 2015

Fine Art Photography

Fine Art Photography

Dalam fotografi terdapat beberapa aliran besar, antara lain dokumenter (merekam suatu yang nyata baik benda/orang atau peristiwa), komersial (bertujuan untuk membantu untuk menjual sesuatu seperti untuk iklan, brosur, fashion, dan produk lainnya) dan tentunya Fine Art photography.
Dari ketiganya, aliran fine art ini lebih sedikit praktisinya. Mungkin karena tingkat kesulitannya terbilang cukup tinggi, butuhkan banyak waktu dan lebih sulit menghasilkan uang secara langsung. Fine Art Photographer biasanya mendapatkan uang dari menjual karya foto cetak secara langsung lewat pameran/galeri seni.
Karya Oleg Oprisco
Lalu, foto apa yang termasuk seni (art), yang mana yang merupakan craft (ketrampilan). Fotografi sebenarnya termasuk keduanya, art and craft. Fotografer yang lebih cenderung mementingkan teknik foto, peralatan (kamera, lensa), komposisi desain, berarti lebih kuat di craft-nya. Sedangkan fotografer yang cenderung art, biasanya lebih peduli dengan makna (meaning), concept (ide) dan mood dan emosi.
Bukan berarti fotografer fine art tidak peduli teknik,namun sebaliknya perlu menguasai teknik foto dan editing agar pesan/konsep foto tersimpan dengan sempurna di hasil akhirnya. 

Biasanya, yang termasuk fine artphotography biasanya adalah:

1. Sesuatu yang abstrak dan simbolis/konsep

Yang dipentingkan oleh fotografer Fine Art adalah makna/pesan yang disampaikan didalam foto. Contoh: Payung sebagai simbol pelindung. Angsa sebagai lambang romantis. Kursi sebagai lambang santai, rileks. Lonely tree melambangkan kesendirian/isolasi.

2. Mengunakan efek khusus, properti dan editing

Tujuan dari fotografer Fine Art adalah membangkitkan perasaan tertentu, karena itu tidak sedikit efek khusus seperti lighting, asap, air, kostum, make-up, editing. Yang bertujuan untuk mendramatisir suasana dan membangkitkan mood/emosi pemirsa.

Karya Brooke Shaden

Fine art photography bukan:

1. Dokumentasi dari kehidupan atau benda sekitar secara nyata dan akurat.

Fotografer Fine Art tidak mementingkan peristiwa, tempat, dan objek foto kecuali memang memiliki makna/emosi didalamnya. Contoh: Liputan foto keluarga saat jalan-jalan, foto produk, portrait kecantikan, fashion, human interest dan lain lain.

2. Cuplikan / detail dari benda atau lingkungan

Suatu yang menarik karena bentuk, susunan, dan tekstur, tapi tidak menggugah emosi atau memiliki makna yang mendalam. Contoh: Sisi kota atau bangunan tua, desain, detail lainnya.
Cuplikan dari kios di sebuah pasar tidak termasuk Fine Art Photography, tapi hanya sebuah desain. – foto Enche Tjin - 
Untuk membuat foto fine art, diperlukan adanya hubungan emosi yang kuat antara fotografer dengan objek fotonya. Karena itu, biasanya fotografer fine art memilih objek/lingkungan yang disukainya. Contohnya ada yang suka alam bebas, suka tempat tertutup. Ada yang suka motret makro karena memang suka dan memahami prilaku serangga, dan sebagainya.

Kesuksesan dari fine art photographer bergantung pada maksud/perasaan fotografer yang ingin dikomunikasikan sampai ke pemirsa, dan hal itu merupakan bagian yang tidak mudah.
Saat ini, banyak juga pengaruh fine art ke fotografi jenis lainnya, misalnya fine Art wedding photography, fine art portrait, fine art fashion bahkan fine art photojournalism.

Minggu, 29 Maret 2015

Foto Human Interest

Foto Human Interest

Fotografi human interest adalah gambaran dari kehidupan seseorang yang memperlihatkan suasana/mood dan menimbulkan rasa simpati pada orang yang melihatnya.
Awalnya, human interest photography lebih termasuk kedalam bagian dari fotojurnalisme yang menggambarkan kehidupan dan interaksi manusia dengan lingkungannya, dan lalu bertujuan supaya mengetuk hati orang-orang untuk bersimpati dan melakukan sesuatu pada subjek foto.
Di dalam fotojurnalisme, human interest termasuk dalam bagian feature. Bagian ini biasanya disisipkan dan bukan untuk bagian utama. Kategori human interest lebih banyak tentang kehidupan individu atau masyarakat biasa yang jarang diliput.
Human Interest cakupannya cukup luas tapi sering dicampurkan dengan kategori lain seperti Portrait photography, culture photography (budaya), street photography, travel photography, conceptual photography, dll.
Kebanyakan foto human interest adalah menggambarkan kehidupan masyarakat dengan ekonomi kurang atau di daerah pedalaman, tapi sebenarnya human interest tidak terbatas pada subjek masyarakat kelas bawah saja, tapi juga termasuk potret keberhasilan dari masyarakat kelas atas.
Foto human interest bisa berisi dari satu foto atau beberapa rangkaian foto yang bercerita.

Tips memotret Human Interest

  • Untuk membuat foto human interest yang bagus, diperlukan karakter yang kuat/menarik, ekspresi yang hidup dan pesan dibaliknya yang menyentuh.
  • Human interest biasanya dibuat dengan candid, artinya orang yang difoto merasa tidak difoto, Penata gayanya tidak diarahkan oleh fotografer sehingga terkesan alami dan orisinil.
  • Momen dalam memotret sangat penting, menguasai pengaturan kamera merupakan kewajiban.
  • Masih terkait dengan mengambil momen, potret berturut-turut untuk menangkap momen yang setiap detiknya berubah dengan cepat.
  • Lensa telefoto yang memiliki jarak fokus antara 50-300mm akan membantu untuk memotret secara candid, meskipun lensa menengah dan lebar juga bisa untuk human interest jika Anda memiliki hubungan yang baik dengan subjek foto.
  • Memotret dengan kamera compact bisa juga efektif terutama memotret dari jarak dekat. Subjek tidak akan merasa terintimidasi dan bereaksi seperti saat kita mengunakan kamera DSLR dan lensa yang besar.
  • Komposisi yang baik adalah yang menonjolkan ekspresi atau bahasa tubuh subjek foto dari lingkungan hidupnya.
Source: http://www.infofotografi.com/
Source: http://suhendra77.deviantart.com/art/Human-Interest-261267603



Rabu, 25 Maret 2015

Still Life Photography

Still Life Photography

Tanpa kita sadari, Fotografi Still life sering lihat dalam kehidupan sehari. Biasanya Foto still life banyak ditemukan disekitar kehidupan kita di majalah, koran, kalender, brosur maupun billboard di pinggir-pinggir jalan. Foto jenis ini biasanya memperlihatkan makanan, minuman ataupun benda mati lainya yang di atur sedemikian rupa sehingga terlihat menarik dipandang mata. Fotografi Still life identik dengan dunia komersial dan advertesing.

Perngertian Still Life Photography
Kata still berarti diam atau mati, sedangkan life berarti hidup yang berarti memberi ”kehidupan” pada benda tersebut. Still life photography bisa diartikan memotret benda mati terlihat lebih hidup dan punya arti tertentu. Foto still life bukan berarti hanya memindahkan objek kedalam sebuah foto, tetapi lebih mengandung arti didapatkan hasil foto yang lebih artistik dan bermakna.

Fotografi Still life dalam konteks funsional berupa pemotretan objek untuk tujuan pembuatan katalog, brosur, company profile, flyer dan iklan. Dalam hal ini, still life berfungsi sebagai iklan atau komunikasi visual dalam konteks komersial. Semua foto yang dihasilkan harus komunikatif; seberapa bagus desain barangnya, apa fungsi barangnya dan barang dalam foto tersebut diperuntukkan untuk kalangan mana.
(Source: www.socanth.cam.ac.uk)



3 unsur Dalam foto still life:

1.       Pencahayaan
2.       Komposisi
3.       Properti

3 unsur ini dalam foto still life saling berkaiatan karena bisa memberikan  suatu kesan dan pesan yang mengidupkan foto still life. Penerapan teknik pencahayan dan komposisi yang menarik menambah nilai aristik dalam foto still life. Properti yang dipakai berfungsi menghidupkan point-of-interests.

Dalam fotografi still life, konsep sangat penting. Dengan benda mati kita harus mem-visualisasikan benda mati tersebut agar terlihat lebih hidup. Dengan konsep kita merancang pemotretan dengan mempertimbangkan 3 unsur; pencahayaan, komposisi dan properti agar bisa memasukkan semua rasa yang kita ekspresikan kepada benda. Konsep dalam foto berfungsi untuk memberikan sebuah "pesan" yang fotografer ciptakan kepada benda mati ini. Konsep mengandung unsur pesan yang di sampaikan kepada audiens (yang melihat foto still life tersebut). Dan dalam menyampaikan pesan tersebut, kita harus bisa menyamakan persepsi pembaca dengan persepsi kita. Hal ini dinamakan apresiasi dalam komunikasi visual yang berbentuk sebuah foto.

Sebuah kondisi dimana foto still life yang berhasil dengan memanfaatkan benda atau suasana. Kepekaan fotografer dituntut untuk mengenali benda dari segi pencahayaan dan lain sebagainya. Namun saat memanfaatkan suasana, fotografer harus bisa mengenali suasana seperti apa yang bisa dimanfaatkan untuk bisa mewakili ekspresi atau perasaan yang ingin kita tuangkan dalam foto tersebut.

Selasa, 24 Maret 2015

Teknik Foto Slow Speed

Teknik Foto Slow Speed


Teknik fotografi slow speed (kecepatan rendah) ini adalah salah satu teknik yang penting dalam dunia fotografi, terutama dalam bidang landscape (pemandangan alam). Istilah lain yang kadang dipakai untuk teknik ini adalah teknik long exposure.
(Source: hazel.co.id)

Berikut adalah peralatan dan gadget yang diperlukan dan membantu dalam proses teknik ini:


  • Kamera digital SLR, speed/kecepatan bisa diatur sesuai keinginan fotografer. Untuk masuk ke dalam kategory “slow speed”, biasanya shutter harus terbuka setidaknya selama 1 detik.
  • Tripod, Ini alat terpenting dalam teknik foto ini. Sekarang ini, sebuah tripod yang bagus  adalah yang tidak terlalu berat agar mudah untuk dibawa ke mana2, namun tetap kokoh agar tidak gampang “shake”.
  • Cable release/remote release - gadget ini berguna untuk mengurangi guncangan yang disebabkan ketika sang fotografer menekan tombol shutter.
  • Filter ND - Natural Density filter ini adalah sebuah kaca gelap yang diletakkan di depan kamera, seperti  sebuah kacamata hitam untuk mengurangi cahaya yang masuk ke dalam mata kita. Ini berfungsi untuk pemotretan dengan efek slow speed pada tepat  yang sangat terang (biasanya di tengah hari). Contoh situasi di mana filter ND ini dibutuhkan, adalah saat siang hari dan kita ingin memotret pemandangan air terjun. Speed yang kita pakai agar menghasilkan air yang terlihat seperti mist (kabut) itu sekitar 5-10 detik. Namun karena terangnya matahari, settingan kamera sudah pada titik terendah, yaitu ISO 50 (atau kadang ISO 100), dan diafragma lensa sudah tertutup di f22 (bukaan terkecil di kebanyakan lensa wide). Agar didapatkan pencahayaan yang tepat, kecepatan kamera seharusnya di set pada 1/15 detik. Namun jika menggunakan filter ND ini, kita dapat menggunakan speed yang lebih rendah lagi.
Berikut adalah cara untuk mendapatkan setting-an yang tepat di kamera digital SLR anda, dalam menggunakkan teknik ini:
  1. Menentukan kecepatan adalah hal paling pertama yang kalian lakukan. Agar bisa mengetahui kecepatan yang paling pas, dibutuhkan sedikit “trial dan error” atau bereksperimen beberapa kali. Contohnya, sang fotografer ingin memotret sebuah bangunan, dan ingin mendapatkan efek awan  yang terlihat melaju sangat cepat di latar bangunan tersebut. Efek yang anda dapatkan tentunya akan terpaut dengan kecepatan dari gerakan awan tersebut, dan juga seberapa lama anda membuka shutter.
  2. Selanjutnya, set diafragma anda untu mendapatkan depth of field (ruang fokus) yang anda inginkan. Untuk teknik fotografi landscape dengan slow speed, biasanya sang fotografer ingin bukaan yang agak sempit sekitar f8.0 – f22. Hal ini juga akan membantu untuk mencapai speed yang rendah.
  3. Yang terakhir adalah ISO. Carilah ISO yang tepat dengan memadu kecepatan dan bukaan yang baru saja kita set. Jika mendapatkan ISO yang terlalu tinggi (ISO 1600 ke atas), cobalah untuk membuka diafragma sedikit, agar kita bisa menyetel ISO lebih rendah. Ini dilakukan agar anda akan menghasilkan sebuah gambar yang lebih detail dan meminimalkan noise.
  4. Jika ISO sudah berada ditingkat paling rendah, dan tetap saja hasil yang didapatkan over (terlalu terang), maka kecilkan bukaan diafragma semaksimal mungkin. Jika tetap over, maka anda harus menggunakan filter ND.
    (Source: hazel.co.id)
Kapankah teknik ini dapat digunakan? Teknik ini bisa digunakan pada saat anda ingin merekam sebuah gerakan dari subjek yang anda potret. Hampir semua bidang atau ‘genre’ fotografi dapat memanfaatkan teknik ini. Namun berikut adalah  beberapa tipe fotografi yang umumnya bisa mempergunakan teknik ini:
  • Sport – Teknik panning biasa digunakan untuk menangkap sebuah objek yang sedang bergerak dengan cepat. Teknik ini membekukan objek yang sedang melaju dengan kencangnya, tetapi latar nya blur unutk memperlihatkan efek kecepatan.
  • Arsitektur – Slow speed sering digunakan untuk pemotretan sebuah arsitektur. Ini dapat membantu mencapai fstop yang sangat sempit, agar menghasilkan gambar yang tajam.
  • Trik – Slow speed seringkali digunakan agar menghasilkan foto-foto yang aneh dan tidak lazim dilihat oleh mata manusia sendiri. Dengan menggunakan teknik ini sang fotografer dapat berkarya dengan tanpa batasan sedikitpun.
  • Landscape – Fotografi pemandangan juga sering memaksimalkan efek slow speed ini untuk membantu menambahkan dramatisme dari foto tersebut.
  • Abstract – Foto-foto abstrakt juga sering didapat dengan teknik ini. Dengan menangkap efek blur atau kombinasi warna2 yang acak akan membuat sebuah karya seni yang menarik.

Minggu, 22 Maret 2015

Setting Kamera Untuk Foto Hitam Putih

Setting Kamera Untuk Foto Hitam Putih

Mengabadikan gambar hitam putih tidak sama dengan gambar berwarna, kontras adalah perbedaan paling mendasar, dimana perbedaan gelap terang subjek akan menjadi fokus utama foto hitam putih. Karena tidak bisa menonjolkan warna, maka hal lain berupa bentuk, pola dan pengulangan yang akan ditonjolkan untuk mengisi komposisi foto hitam putih.
Selain menguasai beberapa hal diatas, kita perlu mengetahui pula setting kamera yang pas untuk mendapatkan foto yang baik. Berikut penjelasannya :

1.  Pilih antara Low Key dan High Key

Gambar hitam putih tidak selalu menonjolkan kontras antara hitam dan putih, kita juga bisa menggunakan berbagai cara lain. Umumnya dikenal 2 efek untuk foto hitam putih yaitu low key dan High key. low key adalah background dan subjek yang serba hitam seperti ditunjukkan gambar dibawah. Untuk keberhasilan low key kita harus mencegah jatuhnya cahaya pada background, karena cahaya sedikit saja akan merusak komposisi. Kita bisa memakai cahaya natural atau cahaya flash untuk efek ini.
(source: http://askthephotographer.com/)

Sedangkan High key adalah Background dan subjek yang serba putih yang ditunjukkan dengan gambar dibawah. Kunci high key adalah menghilangkan segala jenis bayangan dan menerangi subjek dengan diffused light atau menggunakan exposure compensation bila diperlukan.
(source: http://askthephotographer.com/)
Untuk menampilkan efek high key tentunya diperlukan pencahayaan lebih dibandingkan dengan low key.

2. Aperture

Foto hitam putih biasanya juga menonjolkan daerah background maupun foreground, jadi kita bisa mengatur kamera dengan bukaan aperture sempit, misal f/16 agar daerah-daerah terebut tidak buram/blur.

3. ISO

Usahakan memakai ISO rendah ex. 100. Banyak foto hitam putih yang bagus dengan area bintik-bintik hitam/disebut grain, berbeda dengan noise yang dihasilkan oleh ISO tinggi, ex. ISO 2500. Dengan ISO 100 gambar yang dihasilkan akan jernih dan kita dapat menambahkan grain dalam proses editing.
(source: http://askthephotographer.com/)

4. Gunakan Format RAW

format RAW sangat baik dalam fotografi jenis apapun, termasuk juga foto hitam putih. Beberapa kelebihan RAW adalah bisa menangkap tonal warna secara maksimal dan lebih detail, kualitas tidak berkurang saat mengalami pengeditan. Selain itu format RAW kita bisa mengoreksi White balance, kontras bahkan Hue tanpa mengurangi kuaitas gambar. Disini kita perlu kepekaan untuk memvisualisasikan efek monochrome yang akan terjadi pada subjek. Dan ingat, jangan menggunakan file JPEG, karena detail tonal tidak akan terekam. Gunakanlah file RAW untuk merekam informasi warna, lalu edit menggunakan adobe photoshop. Menggunakan Style monocrome dengan file JPEG akan secara permanen menghilangkan warna.

5. Pertimbangkan Komposisi

Hilangkan bagian yang tak perlu/background yang kurang rapi, misalnya lampu jalan dan kabel yang semrawut. Kita bisa mengubah angle, men-zooming untuk mendapatkan viewpoint terbaik. Tonal hitam pada black and white mengandung arti “misteri”. Untuk foto portrait kita dapat melakukan close up, karena banyak sekali foto B/W yang hasilnya bagus dengan cara close up.

6. Gunakan Filter

Tidak hanya foto berwarna yang memerlukan filter, untuk gambar hitam putih filter ND juga sangat bermanfaat mereduksi over exposure pada area langit. Filter polarised/CPL juga bermanfaat untuk menambah kontras pada gambar dan menghilangkan refleksi pada gelas/air.

Jumat, 20 Maret 2015

Jenis Shooting Mode Pada Kamera

Jenis Shooting Mode Pada Kamera

Jenis Shooting Mode Pada Kamera-Ketika kita mengambil gambar dengan kamera, kita juga disediakan beberapa mode yang bisa dipilih sesuai kebutuhan. Tiap kamera mempunyai huruf yang berbeda-beda, dan secara umum pengaturan dari fungsi mode tersebut sama saja. Berikut adalah beberapa shooting mode yang terdapat pada kamera.

Mode Auto

Mode ini sering dipakai oleh pengguna kamera yang masih amatir. Dalam mode auto, kita tidak perlu melakukan pengaturan apapun. Yang kita harus lakukan hanya memencet tombol rana / shutter, maka kamera akan mengambil gambar dengan settingan yang otomatis dilakukan oleh kamera.
Walau otomatis, tidak berarti gambar yang didapatkan jelek. Dikarenakan kamera digital jaman sekarang sudah terbilang pintar. tapi kebanyakan fotografer yang ingin mendalami fotografi, tidak menggunakan mode ini karena hasil gambar yang didapat kurang sesuai dengan yang mereka inginkan.
Beberapa kamera memiliki mode auto untuk beberapa scene pula. Misalkan mode auto untuk landscape, sport, night atau macro.

Mode Aperture Priority (A / Av)

Mode ini bisa dibilang mode semi-otomatis. Pada mode ini, kita hanya perlu mengatur aperture dari kamera yang kita gunakan, selanjutnya kamera secara otomatis akan mengatur shutter-speed yang diperlukan. Biasanya, dalam mode semi-otomatis seperti ini, kita juga harus menentukan exposure / metering yang kita inginkan.

Mode Shutter Speed Priority (S / Tv)

Sama seperti mode Aperture Priority, namun jika mode Aperture Priority kita harus mengatur Aperture dan Exposure/Metering, maka di mode ini kita hanya perlu mengatur Shutter Speed yang kita mau, serta metering yang dibutuhkan. Sedangkan aperture akan diatur secara otomatis oleh kamera.

Mode Manual (M)

Didalam Mode manual secara penuh kita mengatur cahaya yang akan masuk kedalam kamera kita. Dengan mode ini, maka kita harus mengatur sendiri aperture dan shutter speed yang akan kita gunakan. Ketika mode ini digunakan, biasanya kita juga harus memperhatikan pula metering yang ada pada kamera. Sehingga, untuk dapat menggunakan mode manual dengan baik, maka kita terlebih dahulu harus mengerti apa itu metering, dan cara menggunakannya.
Itulah beberapa mode dalam kamera yang dapat dipergunakan ketika kita akan mengambil foto. Semoga dapat bermanfaat, khususnya untuk yang masih belajar fotografi. Terima kasih.

Rabu, 18 Maret 2015

Basic lighting dalam fotografi digital

Basic lighting dalam fotografi digital-Esensi fotografi adalah bermain dengan cahaya. Dasar fotografi untuk mengatur cahaya disebut eksposure. Bagiannya hanya tiga: Shutter speed (kecepatan rana), aperture (bukaan diafragma) dan sensitivitas sensor (ISO). Hanya saja pengaturan ketiga bagian ini berhubungan dengan pemahaman dasar akan pencahayaan (lighting), karena cahaya adalah hal pokok yang akan diatur oleh bagian eksposur. Kali ini kami ingin membahas mengenai teori dasar pencahayaan sebagai bekal untuk memudahkan kamu mendapat eksposur yang pas.

Pencahayaan, atau lighting, bisa dimasukkan dalam berbagai bahasan. BIasanya kita membahas lighting berdasarkan jenisnya, sumbernya, dan arah datangnya. Berdasar jenis cahaya kita kenal ada hard light, soft light dsb. Berdasar sumber cahaya dibagi dalam beberapa macam sumber cahaya seperti matahari, lampu studio dsb. Sedangkan menurut arah datangnya cahaya, bisa dimasukkan dalam cahaya depan, cahaya samping dan cahaya belakang.

Hard light (credit : dailyphototips.com)

Jenis cahaya

Secara sederhana jenis cahaya dibagi dalam dua kelompok yaitu cahaya keras (hard light) dan cahaya lembut (soft light). Cahaya keras cenderung punya intensitas tinggi yang menyulitkan kamera untuk mengukur eksposur yang tepat, dan berpotensi membuat pantulan pada objek yang difoto. Hard light juga akan membuat bayangan yang tegas sehingga kurang cocok untuk foto profesional. Cahaya keras contohnya dihasilkan oleh semua lampu kilat pada kamera, atau sinar matahari langsung yang menyorot ke objek foto.

Sebaliknya cahaya lembut (soft light) biasanya didapatkan dengan teknik studio yaitu penggunaan diffuser pada lampu kilat (lihat gambar di samping). Di level yang lebih tinggi digunakan teknik pantulan supaya cahaya bisa semakin lembut, baik pantulan ke langit-langit (bouncing) ataupun memakai reflektor. Cahaya lembut lebih bagus untuk digunakan di studio baik untuk foto orang maupun foto produk, namun di luar ruang yang punya sumber cahaya kompleks, cahaya lembut sulit digunakan.

Sumber cahaya.

Sumber cahaya sangat banyak dan kompleksdi dunia ini, mulai dari sinar matahari, berbagai jenis lampu dan benda lain yang bercahaya. Tiap sumber cahaya memiliki intensitas dan temperatur warna yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan kemampuan yang baik dari kamera (atau fotografer) dalam menentukan white balance yang tepat. Umumnya kamera bisa mengenali cahaya matahari, lampu neon, lampu pijar dan lampu kilat. Bila hasil white balance otomatis dari kamera meleset (benda putih jadi kebiruan atau kemerahan) atur preset white balance secara manual. Untuk tingkat lebih lanjut, gunakan grey card sehingga foto yang meleset bisa diperbaiki memakai software.

Biasanya kita memotret mengandalkan cahaya alami khususnya sinar matahari. Harus diingat jika intensitas cahaya matahari sangat tinggi dan berpotensi membuat foto mengalami highlight clipping. Untuk hasil terbaik, hindari memotret di saat matahari terik (jam 10 sampai jam 15) karena kamera tidak akan mampu menangkap rentang spektrum terang gelap yang amat lebar. Apalagi prinsip metering kamera mengandalkan cahaya yang dipantulkan oleh objek foto, sehingga resiko eksposure meleset cukup besar.

Arah datangnya cahaya

Yang menarik adalah pembahasan mengenai arah datangnya cahaya. Menarik karena bila disiasati dengan tepat, bisa didapat foto yang dramatis, namun bila salah maka hasilnya akan mengecewakan.

  • Cahaya depan : Arah datangnya sinar lurus dari depan objek. Cahaya dari depan ini akan memberikan penerangan yang merata di seluruh bidang foto, sehingga didapat foto yang flat tanpa tekstur terang gelap. Walau secara umum foto seperti ini baik, namun terkadang kurang artistik karena kontrasnya kurang.
  • Cahaya samping : Ini adalah teknik foto yang cukup artistik dengan mengandalkan cahaya yang datang dari arah samping objek foto. Sinar dari samping ini dapat menghasilkan bayangan dan bisa membuat area terang gelap yang bila benar-benar dioptimalkan maka bisa mendapat foto yang artistik. Contoh pemakaian adalah untuk fotografi windows lighting, dengan si model berdiri di samping jendela dan cahaya menyinari bagian samping dari si model.
  • Cahaya belakang (backlight) : Teknik yang bisa menghasilkan foto yang baik atau bahkan buruk, tergantung niatnya. Dengan prinsip backlight akan membuat objek foto jadi siluet, hingga tentukan dulu apakah siluet ini memang hasil yang diinginkan atau tidak. Bila kita tidak sedang ingin membuat foto siluet, diusahakan menghindari memotret dengan backlight. Walau ada trik untuk mengatasi backlight, akan tapi hasilnya tidak akan optimal. Maka dari itu diusahakan mengubah posisi objek atau fotografer bila berhadapan dengan cahaya dari belakang.


Sebagai bonus, bila pun anda terpaksa memotret dengan sumber cahaya dari belakang (backlight), berikut tips untuk menghindari siluet :

  • Atur kompensasi eksposure (Ev) ke arah positif, bisa sampai 2 stop kalau perlu. Hal ini memang akan membuat background menjadi blown (terbakar) tapi kita bisa menyelamatkan objek fotonya.
  • Gunakan spot metering lalu arahkan titik pengukuran ke arah objek, hal ini bisa membuat kamera menghasilkan eksposur yang tepat hanya di objek foto dan tidak menghiraukan cahaya yang datang dari arah belakang.
  • Gunakan fill-in flash, jangan mengira lampu kilat hanya untuk dipakai di daerah gelap. Lampu kilat juga berguna untuk menerangi daerah gelap akibat pencahayaan belakang.

Bisa memakai software (semisal Photoshop), tapi bisa memakan banyak waktu untuk mengolahnya.

Kesimpulan

Dengan memahami berbagai konsep pencahayaan (jenis, sumber dan arah datangnya cahaya) diusahakan kita semakin bisa menghasilkan foto yang baik. Saat akan memotret, pikirkan cahaya apa yang akan kita gunakan, apakah kita perlu soft light (bila ya gunakan diffuser pada lampu kilat), apakah intensitas cahaya sekitar sudah mencukupi untuk kamera mendapat eksposuer yang tepat, apakah kita perlu mengatur white balance secara manual, apakah arah datangnya cahaya memang sudah sesuai yang kita inginkan; bila tidak, bisakah kita merubah posisi kita (dan si objek) untuk mendapat arah cahaya yang tepat? Memang terlihat rumit, tapi untuk foto yang lebih baik, tak ada salahnya sedikit ‘berjuang’ dan berlatih?


Senin, 16 Maret 2015

Basic Setting Kamera yang Harus Dipahami

Basic Setting Kamera yang Harus Dipahami

Basic Setting Kamera yang Harus Dipahami-Banyak orang yang memiliki kamera digital yang masih belum mengerti tentang setting dasar dari kameranya, sehingga saat memotret hanya mengandalkan mode Auto dan pasra dengan hasil akhirnya. Kita tahu jika kamera punya banyak setting dan ketika salah mengatur setting akan membuat hasil foto mengecewakan yang pada akhirnya kadang orang merasa ragu untuk mencoba bermacam-macam setting yang terdapat dikamera. Ada benarnya jika mode Auto pada kamera saat ini cukup pintar menghasilkan foto yang bagu, tapi apakah kalian tidak ingin mencoba bermacam-macam setting yang ada dikamera? Minimal kita harus mengenali dan pernah mencoba semua setting dasar yang ada pada kamera yang kita punya hingga kita tahu apa yang harus dirubah ketika mengalami situasi berbeda.

Walau terlihat sepele, tapi setting berikut bisa membantu kamu mendapatkan hasil foto yang lebih baik, jika diatur dengan benar. Agar lebih jelas, baca juga buku manual kamera karena apa yang kami sampaikan berikut ini bersifat umum.

Ukuran foto (resolusi sensor)

Foto atau gambar format digital diukur dengan satuan pixel dan terhubung dengang resolusi yang dipunya sensor kamera, resolusi sensor menandakan ukuran maksimal foto yang bisa didapatkan (dinyatakan dalam megapixel). Kamera masa kini sudah mengalami peningkatan dalam jumlah pixel pada kepingan sensornya dan jika resolusinya semakin tinggi maka semakin banyak detail foto yang dihasilkan.

Biasanya resolusi yang dimiliki oleh kamera digital yaitu:

  • Resolusi maksimum (large): Kamera akan menghasilkan foto dengan resolusi penuh dan file foto yang dihasilkan juga berukuran besar. Gunakan resolusi tertinggi jika kamu memang sedang memotret sesuatu yang penting, banyak detail, berencana banyak melakukan banyak cropping atau akan mencetak ukuran besar.
  • Resolusi menengah (medium): Kamera akan menghasilkan foto dengan ukuran menengah dengan cukup detail dan ukurannya tidak terlalu besar. Setting ini cocok dipakai untuk memotret sehari-hari.
  • Resolusi kecil (small) : Jika kamu hanya perlu foto ukuran kecil untuk pasang di web dan tidak berniat untuk dicetak ataupun meng-cropping, resolusi kecil ini bisa dipakai.

Kualitas foto (kompresi JPEG)

Banyak orang berpikir jika kualitas foto itu ditentukan dari resolusinya, sebenarnya itu salah. Resolusi menyatakan detail foto sedangkan kualistas ditentukan dari tingkat kompresi JPEG yang settingnya bisa kita atur. Semakin tinggi kompresi JPEG maka kualistar foto akan bertambah rendah karena proses kompresi bersifat lossy atau menurunkan kualitas.

Setting kualitas yang umumnya dijumpai di kamera:

  • Kualitas tertinggi (super fine, best atau high quality): Jika perlu foto dengan kualitar tinggi, pilih setting dengan kompresi terndah ini, tapi ukuran file akan sangat besar (sekitar 4-5 MB/foto).
  • Kualitas menengah (fine, better atau medium quality) : cocok untuk dipakai sehari-hari dan file foto tidak terlalu besar.
  • Kualitas dasar (normal, good atau basic quality) : bisa dipakai jika sedang dalam kondisi darurat, misalnya kebetulan kapasitas kartu memori yang dipakai tidak banyak, atau sisa kapasitar di kartu memori tinggal sedikit. Di setting ini kompresi JPEG sangat tinggi hingga sebuah file foto bisa berukuran kecil namun akan banyak mengalami efek kompresi.

Sensitivitas sensor (ISO)

ISO dalam fotografi digital menandakan seberapa sensitif sensor terhadap cahaya. Tiap kamera punya ISO dasar (atau ISO terendah) yang umumnya diantara ISO 80 hingga ISO 200. Di ISO terendah ini sensor memberikan hasil foto yang rendah noise sehingga umumnya kebanyakan orang membiarkan kameranya selalu memakai ISO rendah. Padahal adanya ISO pada kamera berfungsi untuk memudahkan kita, dan waktu yang tepat untuk memakai ISO rendah ataupun ISO tinggi perlu kita pahami.
  • ISO rendah (ISO 80 - 200), bisa untuk dipakai sehari-hari, selama cahaya sekitar cukup terang seperti saat memotret di siang hari.  ISO rendah juga bisa dipakai jika kita ingin fotonya terhindar dari noise atau saat sedang bermain slow speed.
  • ISO menengah (ISO 400 - 800), bisa jadi nilai antara sensitivitas dan noise, artinyadi ISO menengah kita bisa dapat sensor yang lebih sensitif namun dengan noise yang tidak terlalu tinggi. Gunakan ISO menengah jika cahaya sekitar sudah mulai redup/kurang cahaya, atau saat memakai ISO dasar ternyata shutter speed terlalu lambat dan berpotensi blur. Noise yang muncul akibat memakai ISO menengah ini masih bisa dikurangi memakai software komputer.
  • ISO tinggi (ISO 1000 - 6400), adalah peningkatan ekstrim dari sensitivitas sensor yang menjadikan sensor sangat sensitif terhadap cahaya sekaligus membuat banyak noise pada foto. Gunakan ISO tinggi jika cahaya yang ada tidak mencukupi bagi kamera untuk mendapat eksposur yang tepat, atau jika kita ingin mendapatkan shutter speed yang tinggi. Pada kebanyakan kamera digital, ISO tinggi umumnya memberi hasil foto yang penuh noise dan kurang bagus untuk dicetak.

Kompensasi Eksposur (Ev)

Setting ini kadang diketahui banyak orang sebagai kendali terang gelap, walau lebih tepatnya adalah bagaimana kita memberikan instruksi pada kamera untuk merubah nilai nol eksposur. Setting Ev menjadi setting dasar kamera digital mulai dari kamera kelas pro hingga kamera ponsel, dan setting ini sangat berguna untuk mengatasi masalah terang gelap yang tidak sesuai keinginan kita. Nilai default Ev adalah 0 (nol), kamera berupaya mencari nilai shutter dan aperture terbaik hasil pengukuran kondisi pencahayaan saat itu (metering). Pada nilai Ev 0 biasanya kondisi area terang (highlight) dan gelap (shadow) seimbang, walaupun karakter tiap kamera bisa sedikit berbeda. Dalam kondisi tertentu, kadang metering kamera tidak memberikan hasil yang sesuai dengan keinginan kita, objeknya bisa terlalu over atau terlalu under. Jika sudah begitu, kita bisa merubah nilai Ev ini ke arah :
  • Positif Ev (mulai dari +1/3 Ev hingga +3 Ev) dipakai jika kita ingin membuat bagian yang gelap menjadi lebih terang, meski dengan resiko bagian terang jadi terbakar (blown). Biasanya di area yang kontrasnya tinggi seperti saat sinar matahari terik, atau ada sinar dari belakang objek (backlight), maka foto perlu dikompensasi ke arah positif.
  • Negatif Ev (mulai dari -1/3 Ev hingga -3 Ev) dipakai jika kita ingin membuat area yang terang jadi lebih gelap, seperti saat memotret sunset. Tanpa menurunkan Ev, foto sunset akan terlalu terang dan momen indah saat matahari terbenam itu tidak akan tefoto dengan baik.

Mode lampu kilat (flash)

Lampu kilat yang ada pada kamera terlihat cukup sepele karena hanya berfungsi sebagai lampu tambahan. Namun terkadang pemilik kamera masih sering mengabaikan setting flash saat memotret. Umumnya setting flash ini dibiarkan di posisi Auto dimana flash akan menyala hanya kalau suasana sudah cukup gelap. Padahal seringkali kita perlu flash di siang hari, dan bisa saja kita malah tidak boleh menyalakan flash di malam hari. Untuk itu inilah setting dasar lampu kilat kamera secara umum yang perlu dipahami :

  • Auto : Menyala otomatis saat mulai gelap. Biasakan untuk tidak memakai mode flash Auto.
  • Flash on : Selalu menyala setiap memotret. Gunakan setting ini jika ingin memotret dengan lampu kilat seperti saat tidak ada sumber cahaya apapun selain dari lampu kamera, atau saat siang hari namun objek yang akan difoto terhalang bayangan sehingga gelap. Flash di siang hari juga bisa dipakai untuk melawan backlight.
  • Flash on plus red-eye : Sama seperti di atas, hanya saja lampu kilat akan menyala dua kali untuk mencegah mata merah. kadang orang yang memakai setting ini tanpa mengerti mode ini untuk berfungsi untuk apa, sehingga setting selalu dipakai tiap kali memotret, siang atau malam. Padahal dengan dua kali lampu kilat menyala, potensi kehilangan momen cukup tinggi karena ada jeda saat memotret dan hingga saat gambar diambil. Lagi pula dengan seringnya lampu kilat menyala akan membuat baterai cepat habis.
  • Flash off : kebalikan dengan flash on, setting flash off mencegah lampu kilat menyala saat memotret. Pertama, gunakan setting ini saat cahaya sekitar sudah cukup banyak. Kedua, matikan flash saat kita perlu memotret dengan available light (sumber cahaya alami) seperti memotret lilin, night shot atau ruangan yang sangat luas. Ketiga, setting ini berguna saat penggunaan lampu kilat dilarang seperti saat konser di panggung pertunjukan atau di rumah ibadah. Keempat, jangan pakai lampu kilat bila hasil foto akan mengalami pantulan lampu seperti memotret dari balik jendela mobil, memotret ikan di akuarium dan memotret benda yang mengkilat.

White balance

Terakhir, setting dasar yang sering diabaikan adalah pengaturan warna white balance. Kenapa jarang ada yang suka mencoba bermain-main dengan setting ini adalah karena di posisi Auto WB, hasil foto sudah cukup bagus dan warnanya jarang meleset. Namun apakah kita akan pasrah pada mode Auto ketika berhadapan dengan sumber cahaya putih yang berbeda-beda? Di alam ini sumber cahaya putih sangat banyak mulai dari matahari, lampu neon, lampu pijar hingga lampu kilat. Bila kamera salah dalam mengenali sumber cahaya yang ada, hasil foto akan jadi kebiruan atau kemerahan sehingga merusak mood dari sebuah foto. Bila pada kamera sudah tersedia preset WB untuk berbagai sumber cahaya tersebut, cobalah untuk memakai setting yang sesuai supaya karakter warnanya lebih tepat.

Sabtu, 14 Maret 2015

Konsep Sederhana Dalam Sebuah Foto

Konsep Sederhana Dalam Sebuah Foto

Konsep Sederhana Dalam Sebuah Foto-Banyak foto yang dihasilkan fotografer pemula mempunyai banyak detail, sehingga menjadi bagian yang menarik perhatian dari subjek foto utama, atau mungkin bisa terlihat terlalu banyak point of interest didalam foto tersebut.


Cobalah menganalisa pada saat memotret sebelum menekan tombol shutter. Lihat pada gambar dan bertanyalah pada diri kalian sendiri apakan ada framing alternatif lain yang dapat dipakai sehingga menghilangkan beberapa bagian yang kemungkinan menjadi pemecah perhatian atau distraction dan bisa memperbesar efek dari subjek utama bagi penikmat foto. Kadang-kadang foto yang kita ambil terlihat gagal karena terlalu banyak elemen di dalam satu  foto dan kita terlalu memikirkan komposisi yang rumit, pesannya tidak tersampaikan. Foto yang minimalis dan sederhana, dan simpel malah bisa sangat indah, jelas, dan menangkap pesan dari cerita di baliknya.

Tips Sederhana Untuk Foto Minimalis:

  • Minimalis dengan arti diterapkannya konsep, bukan tentang penampilan fisik.
  • Saat kamu memotret, jangan mengharapkan apa-apa, tapi persiapkan diri untuk segala kemungkinan yang terjadi.
  • Selalu gunakan perlengkapan fotografi-mu dengan sederhana. Semakin banyak yang kamu pikirkan soal perlengkapan maka semakin berkurang perhatianmu pada foto.
  • Pilih satu objek yang menarik tapi pikirkan cara apa saja untuk mengeksplorasinya dengan kamera.
  • Jika kamu mendekati objek, maka singkirkan beberapa benda yang mungkin benda lain yang masuk dalam frame.
  • Pintar-pintarlah memilih sebuah objek, pilih objek yang bisa membuat fotomu terlihat lebih bermakna. Jika mau memasukkan background pemandangan dalam frame, usahakan serapih-rapihnya dan jangan terlalu banyak detail.
  • Perhatikan cara terbaik untuk pemanfaatan bentuk dan pola dalam fotomu.
  • Tempatkan objek di depan background yang netral, gunakan ruang kosong dengan baik.
  • Minimalis bukan berarti sepi dan tidak berkonsep, minimalis malah bisa tampil sangat kuat.
Berikut beberapa contoh foto-foto minimalis yang daya tariknya maksimal:
©Valerie Jardin (Credit: http://digital-photography-school.com/
©Valerie Jardin (Credit: http://digital-photography-school.com)

©Valerie Jardin (Credit: http://digital-photography-school.com)






©Valerie Jardin (Credit: http://digital-photography-school.com)

©Valerie Jardin (Credit: http://digital-photography-school.com)

©Valerie Jardin (Credit: http://digital-photography-school.com)




Kamis, 12 Maret 2015

Media-Media Mempelajari Fotografi

Media-Media Mempelajari Fotografi

Media-Media Mempelajari Fotografi-Saat ini fotografi berkembang pesat dengan banyaknya media-media pendidikan yang bisa membawa kita untuk mengetahui dunia fotografi lebih jauh lagi.
Beberapa orang punya kelebihan memotret dengan alami atau belajar secara otodidak. Juga terdapat orang yang memperoleh kemampuan foto dari sekolah formal atau tempat khusus.
Pada tahun 1980-an kita harus pergi ke luar negeri jika ingin mendalami ilmu fotografi. Namun saat ini kita tidak harus pergi keluar negeri hanya untuk  belajar fotografi, di Indonesia sendiri sudah banyak tempat belajar fotografi, terlebih di kota besar. Fotografi bisa dipelajari dibangku kuliah atau pendidikan formal, kita juga bisa mempelajari fotografi melalui media internet. Jika mempelajari fotografi tanpa kerjakeras, ketekunan, dan cepat merasa puas, maka fotografer tidak akan sukes dalam tahap ini.

1. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah belajar mendalami fotografi si sekolah atau kuliah.
Pendidikan Formal dapat mengajari kita menjadi lebih disiplin dalam mempelajari fotografi, dan juga mempunyai guru yang dapat membimbing kita agar proses belajar lebih efektif.
Pendidikan formal rata-rata berbiaya cukup mahal dan memiliki jadwal yang tidak fleksible karena kita harus mengikuti jadwal yang ditentukan.
Pendidikan formal mirip seperti kita mengambil jurusan dalam perkuliahan. Jadwal sudah di atur, pembimbing yang ditetapkan akan lebih cepat membawa kita kedunia fotografi.

Biasanya program studi yang akan kita pelajari dalam pendidikan formal adalah :
- Sejarah fotografi
- Fotografi dasar
- Fotografi still life
- Fotografi fasion
- Foto jurnalistik
- Foto produk
- Foto pernikahan
- Fotografi alam dan satwa (wild life photography)
- Kamar gelap
- Industry fotografi
- Digital imaging

Jika kita ingin mengambil jalur formal untuk mempelajari fotografi, maka pilih sekolah yang dikenal banyak orang atau yang sudah memiliki lulusan yang bagus, sebab kita sudah mengeluarkan banyak biaya dan memakan waktu yang cukup lama dalam proses belajarnya.
Kesuksesan fotografer tidak dilihat dari mana kita bersekolah atau gelar yang di dapatnya. Penilaian akhir seorang fotografer dilihat dari hasil akhir karyanya. Kelebihan fotografer yang mendapatkan pendidikan formal biasanya lebih menguasai teknik dan lebih kuat mengkonsep sebuah foto sesuai teori yang didapatnya.

2.Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah pendidikan fotografi yang saat ini digemari oleh para pendatang baru didunia fotografi.
Pendidikan Informal mempunyai bebrapa kelebihan, salah satunya biaya yang murah dan terjangkau dan waktu belajar yang feksibel, kita juga bisa memilih materi apa saja sesuai kebutuhan. Hanya saja dalam mengikuti pendidikan formal, banyak fotografer menjadi tidak disiplin dalam mempelajari fotografi. Hal itu menyebabkan lamanya proses belajar.

Kita bisa mendapat pendidikan informal dengan cara:
  • Workshop dan Seminar
Kita bisa mengikuti workshop fotografi yang banyak diadakan setiap minggu yang biasanya diadakan di kota-kota besar di Indonesia.
Dengan mudah kita bisa mencari workshop fotografi di Internet, beberapa portal fotografi menyediakan event-event workshop. Karena itu, sering-seringlah mencari workshop fotografi yang bagus.
Ikutilah beberapa workshop photography, jangan hanya satu kali. Karena belajar foto tidak bisa instan. Dengan mengikuti beberapa workshop serta seminar kita akan memiliki banyak sumber inspirasi dan ide ide kreatif yang baru.
Jangan hanya satu kali mengikuti beberapa workshop fotografi, karena proses belajar fotografi tidak bisa secara instan. Dengan ikut beberapa workshop dan seminar, kita bisa mendapat banyak sumber inspirasi dan ide baru yang kreatif.­

Materi yang dapat kita peroleh dari workshop adalah :
- Oprasinal kamera
- Pengenalan dasar fotografi
- Teknik dasar fotografi
- Dasar dasar komposisi
- Model photography tingkat dasar
- Editing dan pengolahan foto
- Studio lighting tingkat dasar

Tips memilih workshop dan seminar:
-Pilih beberapa workshop/seminar yang mempunyai bahan pembahasan yang bagus dan  reputasi pembicara yang bagus. Dengan pengetahuan yang mungkin sudah kita dapat  sebelumnya, kita bisa menilai apakah sang pembicara dalam workshop/seminar itu  berkopeten atau tidak. Jika anda sama sekali tidak mengetahui tentang si pembicara,  cobalah bertanya pada orang lain yang mungkin mengetahuinya atau cari informasi dari  intenet.
-Beberapa pembicara yang terkenal adalah juga seorang penulis buku. Dengan bukunya  yang kita tahu, artinya anda sudah punya referensi tentangnya.
-Jangan lupa perhitungkan biaya yang akan dikeluarkan. Secara umum, pembicara  mempunyai kompetensi tinggi dan terkenal, biasanya akan memasang biaya tinggi dalam  workshopnya.
-Kita harus pasitikan mengikuti sebuah workshop yang materinya sesuai dengan kebutuhan  kita. Pertimbangkan isi materi atau isi yang dibicarakan dalam workshop/seminar. Jika  cocok, pertimbangkan untuk mengikutinya.
  • Buku & Artikel
Buku adalah jendela dunia, pilih buku yang bisa meluaskan wawasan kita dalam fotografi. Internet adalah salah satu cara jalan pintas untuk mempelajari fotografi. Banyak e-book dan artikel-artikel yang bertebaran di internet untuk mempelajari fotografi. Beberapa portal fotografi memberi fasilitas untuk beberapa artikel dan forum dalam pembahasan fotografi.
Cara paling efektif dalam mempelajari fotografi adalah dengan membaca, beli beberapa buku panduan belajar fotografi.
Luangkan waktu untuk membacanya, dengan begitu kita akan mempelajari hal-hal baru. Buku dan artikel di manfaatkan banyak fotografer yang sukses. Praktekan hal-hal baru yang yang kita pelajari dari buku & artikel. Praktek akan mempercepat proses belajar.
Tips memilih buku bermutu:
Kita sering terkecoh saat memilih buku yang bagus, padahal dengan membeli buku kita sudah mengeluarkan uang yang cukup banyak, namun isi buku yang kita beli tidak sesuai yang kita pikirkan. Bahasa yang di pakai dalam buku tersebut sulit dipahami, berbelit-belit dan membosankan.

Ada beberapa tips dalam memilih buku yang bermutu :

1. Baca sinopsisnya
Sinopsis merupakan ringkasan isi buku yang memuat kelebihan-kelebihan buku tersebut, terdapat di belakang buku. Bacalah sinopsis buku tersebut untuk memutuskan membeli atau tidak.
2.Bacalah daftar isinya
Lihat daftar isi buku untuk mengetahui isi sebuah buku. Daftar isi merupakan kumpulan daftar kumpulan nomor halaman yang terdapat disebuah buku.
3. Kenali penulisnya

Lebih baik kita membeli buku yang penulisnya sudah kita tahu, jika kita tahu penulis buku tersebut sebagai penulis yang berkualitas maka kita bisa merasa yakin untuk membeli buku tersebut.
  • Club/Komunitas Foto
Komunitas adalah organisasi sosial yang anggotanya mempunyai hobi/kegemaran yang sama. Disetiap kota-kota besar Indonesia biasanya sudah mempunyai komunitas fotografi. Ikutilah komunitas tersebut karena dengan ikut ke dalam sebuah komunitas akan memperbanyak pertukaran informasi, ilmu, tips dan trik dari para fotografer veteran.
Setelah mengikuti komunitas, luangkan waktu untuk mengikuti beberapa kegiatan komunitas, kegiatan ini juga membantu menambah referensi dan mendapat ilmu-ilmu baru untuk mengembangkan kemampuan kita.

Tips memilih club/komunitas:

-Pilih komunitas yang berkualitas, jangan mengikuti komunitas dengan kegiatannya yang hanya berkumpul dan berbincang di cafe saja. Pilih komunitas dengan kegiatan rutin yang bisa membawa kita jauh lebih dalam ke dunia fotografi.
-Tanya pada pengurus dalam komunitas tersebut tentang apa saja kegiatan-kegiatan rutinnya.
-Komunitas yang berkualitas akan cepat membawa kita mempelajari fotografi karena termotivasi rekan-rekan lainnya.
  • Hunting fotografi
Ikutilah beberapa hunting fotografi yang diadakan hampir setiap akhir pekan, dengan begitu kita juga akan menambah portofolio kita dalam foto.
Pilihlah beberapa hunting yang bagus dan jangan gegabah dalam memilih hunting karena ini akan membuang budget percuma, jangan hanya tertarik dengan model yang cantik, lokasi yang bagus namun sesuaikan dengan kebutuhan portpolio kita.
Luangkan waktu untuk berbagi info dengan rekan seprofesi saat hunting berlangsung, dengan begitu kita menambah wawasan yang baru.
Tips memilih hunting fotografi:
-Hunting di buat untuk mempermudah fotografer untuk membuat porpolio.
-Kadang hunting fotografi disalah artikan untuk memamerkan gear kamera yang kita punya.
-Jangan pernah minder dengan camera atau gear peserta lain.
-Pilihlah hunting yang dapat menambahkan portpolio kita, jangan gegabah memilih hunting.

Tips dalam memilih hunting fotografi :

1. Kenali penyelengaranya
Kita tidak akan tertipu saat mengikuti hunting dengan mengenal dan mengetahui penyelanggara hunting.
2. Cari tahu konsep huntingnya
Bertanya pada penyelenggara apa konsep hunting yang akan dilaksanakan, jika mengambil konsep hunting model, maka kita harus mengetahui siapa modelnya, apa wardrobe yang digunakan, dan apa saja susunan acaranya.
3. Sesuaikanlah dengan portpolio kita

Jangan ikuti beberapa hunting foto dengan konsep yang sama padahal kita sudah mempunyai stok/portofolio foto yang sama.

  • Belajar dari kesalahan

Kesalahan adalah salah satu hasil proses belajar
Luangkan waktu extra untuk mengevaluasi hasil foto kita, diskusikan dengan rekan seprofesi dan mintalah masukan yang positif untuk memperbaiki hasil foto kita.
Modal minat dan tekat tidaklah cukup untuk menjadi seorang fotografer sukses. Kemampuan fotografi akan lebih baik dan sepenuhnya kita kuasai bila kita serius mempelajari seluk beluk  dunia fotografi.

Tips belajar dari sebuah kesalahan :

-Tidak semua kesalahan berarti buruk, kesalahan bisa menjadi dasar pengalaman baru         kepada kita dan biasanya kita lebih cepat belajar dari sebuah kesalahan.
-Terkadang kita akan merasa bosan dalam belajar fotografi, apalagi saat kita mencoba foto   dengan berbagai teknik namun masih saja jelek. Rasa bosan wajar dialami para fotografer   baru, untuk mengatasinya cobalah bangkit kembali dengan hunting foto sambil berekreasi   bersama keluarga atau mengunjungi pameran foto, dengan begitu semangat  untuk terus     belajar fotografi kembali.

Jangan pernah putus asa dalam belajar, teruslah mencoba!

Salam

Kiki Photography

[Penulis Buku Tips Praktis Bisnis Fotografi]