Rabu, 18 Maret 2015

Basic lighting dalam fotografi digital

Basic lighting dalam fotografi digital-Esensi fotografi adalah bermain dengan cahaya. Dasar fotografi untuk mengatur cahaya disebut eksposure. Bagiannya hanya tiga: Shutter speed (kecepatan rana), aperture (bukaan diafragma) dan sensitivitas sensor (ISO). Hanya saja pengaturan ketiga bagian ini berhubungan dengan pemahaman dasar akan pencahayaan (lighting), karena cahaya adalah hal pokok yang akan diatur oleh bagian eksposur. Kali ini kami ingin membahas mengenai teori dasar pencahayaan sebagai bekal untuk memudahkan kamu mendapat eksposur yang pas.

Pencahayaan, atau lighting, bisa dimasukkan dalam berbagai bahasan. BIasanya kita membahas lighting berdasarkan jenisnya, sumbernya, dan arah datangnya. Berdasar jenis cahaya kita kenal ada hard light, soft light dsb. Berdasar sumber cahaya dibagi dalam beberapa macam sumber cahaya seperti matahari, lampu studio dsb. Sedangkan menurut arah datangnya cahaya, bisa dimasukkan dalam cahaya depan, cahaya samping dan cahaya belakang.

Hard light (credit : dailyphototips.com)

Jenis cahaya

Secara sederhana jenis cahaya dibagi dalam dua kelompok yaitu cahaya keras (hard light) dan cahaya lembut (soft light). Cahaya keras cenderung punya intensitas tinggi yang menyulitkan kamera untuk mengukur eksposur yang tepat, dan berpotensi membuat pantulan pada objek yang difoto. Hard light juga akan membuat bayangan yang tegas sehingga kurang cocok untuk foto profesional. Cahaya keras contohnya dihasilkan oleh semua lampu kilat pada kamera, atau sinar matahari langsung yang menyorot ke objek foto.

Sebaliknya cahaya lembut (soft light) biasanya didapatkan dengan teknik studio yaitu penggunaan diffuser pada lampu kilat (lihat gambar di samping). Di level yang lebih tinggi digunakan teknik pantulan supaya cahaya bisa semakin lembut, baik pantulan ke langit-langit (bouncing) ataupun memakai reflektor. Cahaya lembut lebih bagus untuk digunakan di studio baik untuk foto orang maupun foto produk, namun di luar ruang yang punya sumber cahaya kompleks, cahaya lembut sulit digunakan.

Sumber cahaya.

Sumber cahaya sangat banyak dan kompleksdi dunia ini, mulai dari sinar matahari, berbagai jenis lampu dan benda lain yang bercahaya. Tiap sumber cahaya memiliki intensitas dan temperatur warna yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan kemampuan yang baik dari kamera (atau fotografer) dalam menentukan white balance yang tepat. Umumnya kamera bisa mengenali cahaya matahari, lampu neon, lampu pijar dan lampu kilat. Bila hasil white balance otomatis dari kamera meleset (benda putih jadi kebiruan atau kemerahan) atur preset white balance secara manual. Untuk tingkat lebih lanjut, gunakan grey card sehingga foto yang meleset bisa diperbaiki memakai software.

Biasanya kita memotret mengandalkan cahaya alami khususnya sinar matahari. Harus diingat jika intensitas cahaya matahari sangat tinggi dan berpotensi membuat foto mengalami highlight clipping. Untuk hasil terbaik, hindari memotret di saat matahari terik (jam 10 sampai jam 15) karena kamera tidak akan mampu menangkap rentang spektrum terang gelap yang amat lebar. Apalagi prinsip metering kamera mengandalkan cahaya yang dipantulkan oleh objek foto, sehingga resiko eksposure meleset cukup besar.

Arah datangnya cahaya

Yang menarik adalah pembahasan mengenai arah datangnya cahaya. Menarik karena bila disiasati dengan tepat, bisa didapat foto yang dramatis, namun bila salah maka hasilnya akan mengecewakan.

  • Cahaya depan : Arah datangnya sinar lurus dari depan objek. Cahaya dari depan ini akan memberikan penerangan yang merata di seluruh bidang foto, sehingga didapat foto yang flat tanpa tekstur terang gelap. Walau secara umum foto seperti ini baik, namun terkadang kurang artistik karena kontrasnya kurang.
  • Cahaya samping : Ini adalah teknik foto yang cukup artistik dengan mengandalkan cahaya yang datang dari arah samping objek foto. Sinar dari samping ini dapat menghasilkan bayangan dan bisa membuat area terang gelap yang bila benar-benar dioptimalkan maka bisa mendapat foto yang artistik. Contoh pemakaian adalah untuk fotografi windows lighting, dengan si model berdiri di samping jendela dan cahaya menyinari bagian samping dari si model.
  • Cahaya belakang (backlight) : Teknik yang bisa menghasilkan foto yang baik atau bahkan buruk, tergantung niatnya. Dengan prinsip backlight akan membuat objek foto jadi siluet, hingga tentukan dulu apakah siluet ini memang hasil yang diinginkan atau tidak. Bila kita tidak sedang ingin membuat foto siluet, diusahakan menghindari memotret dengan backlight. Walau ada trik untuk mengatasi backlight, akan tapi hasilnya tidak akan optimal. Maka dari itu diusahakan mengubah posisi objek atau fotografer bila berhadapan dengan cahaya dari belakang.


Sebagai bonus, bila pun anda terpaksa memotret dengan sumber cahaya dari belakang (backlight), berikut tips untuk menghindari siluet :

  • Atur kompensasi eksposure (Ev) ke arah positif, bisa sampai 2 stop kalau perlu. Hal ini memang akan membuat background menjadi blown (terbakar) tapi kita bisa menyelamatkan objek fotonya.
  • Gunakan spot metering lalu arahkan titik pengukuran ke arah objek, hal ini bisa membuat kamera menghasilkan eksposur yang tepat hanya di objek foto dan tidak menghiraukan cahaya yang datang dari arah belakang.
  • Gunakan fill-in flash, jangan mengira lampu kilat hanya untuk dipakai di daerah gelap. Lampu kilat juga berguna untuk menerangi daerah gelap akibat pencahayaan belakang.

Bisa memakai software (semisal Photoshop), tapi bisa memakan banyak waktu untuk mengolahnya.

Kesimpulan

Dengan memahami berbagai konsep pencahayaan (jenis, sumber dan arah datangnya cahaya) diusahakan kita semakin bisa menghasilkan foto yang baik. Saat akan memotret, pikirkan cahaya apa yang akan kita gunakan, apakah kita perlu soft light (bila ya gunakan diffuser pada lampu kilat), apakah intensitas cahaya sekitar sudah mencukupi untuk kamera mendapat eksposuer yang tepat, apakah kita perlu mengatur white balance secara manual, apakah arah datangnya cahaya memang sudah sesuai yang kita inginkan; bila tidak, bisakah kita merubah posisi kita (dan si objek) untuk mendapat arah cahaya yang tepat? Memang terlihat rumit, tapi untuk foto yang lebih baik, tak ada salahnya sedikit ‘berjuang’ dan berlatih?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar